Seorang guru seperti halnya yang sering kita dengar adalah seseorang yang wajib digugu dan ditiru, bukanlah seorang penguasa kelas yang otoriter yang mesti di sembah dan di elu-elukan bagaikan seorang raja. Seorang guru selayaknya adalah seorang patner yang menyenangkan bagi siswa-siswinya, dapat menjadi seorang yang menyenangkan di dalam kelas maupun di luar kelas. Namun hal itu tidaklah membuat guru rendah di mata siswa-siswinya, karena seorang guru tetaplah harus memiliki wibawa yang kuat di mata siswa-siswinya.
Mengikuti perkembangan zaman mutlak harus dilakukan oleh seorang guru, agar tidak ketinggalan dalam bidang teknologi dan pengajaran. Selain itu agar seorang guru tersebut bisa memberikan pengetahuan-pengetahuan yang baru kepada para peserta didiknya. Jangan sampai para siswa didiknya bisa mendikte dan bisa mematahkan argument guru-gurunya karena mereka lebih banyak mendapat pengetahuan baru dari media-media masa yang ada dibandingkan gurunya sendiri.
Sisi entertainer seorang guru mestinya terus digali dengan baik, agar dalam proses belajar mengajar di dalam kelas lebih hidup dan tidak membosankan. Tidak ada salahnya seorang guru menggunakan penampilan yang menarik dan sejuk di pandang mata, cerita-cerita humor untuk selingan ataupun joke-joke segar yang membuat siswa-siswa tidak bosan di kelas. Namun tetap dalam koridor yang baik dan sesuai dengan norma serta nilai yang ada.
Masuk kedalam jiwa zaman para siswanya juga dapat dilakukan oleh para guru, hal ini dilakukan agar seorang guru dapat menilai seberapa jauh siswa-siswanya dapat menangkap pelajaran yang diajarkan. Tidak layak rasanya seorang guru yang telah lebih dulu memperoleh pengetahuan dan berbeda usia jauh dengan siswanya, memaksakan ketercapaian suatu meteri pelajaran oleh para siswanya sama persis dengan apa yang dia pikirkan dan kemampuan dirinya. Dengan masuk kedalam jiwa zaman para siswa tersebutlah, seorang guru dapat mengerti dan memahami siswa-siswanya yang memiliki kemampuan yang berbeda satu sama lain.
Sisi entertainer seorang gurulah yang dapat membawa mereka menjadi sosok guru favorit di mata siswa-siswinya. Kriteria favorit lebih dekat kepada senang atau tidaknya para siswa-siswi terhadap tindak-tanduk seorang guru didalam kelas maupun di lingkungan sekolahnya tersebut. Namun tidak juga mengenyampingkan sisi-sisi positif lainya seperti : kedisiplinan dalam mengajar, sikap positif yang dicontohkan, penguasaan materi, kedekatan dengan peserta didik, dan keinginan yang kuat untuk membantu siswa-siswinya dalam masalah akademik serta masalah-masalah lainnya.
Bahaur, 30 Januari 2010