Puisi : Panorama Alam Jiwa

Dinding-dinding kalbu yang semakin usang, berkumut dan tak terurus

Ruang-ruang jiwa yang kusam, berserakan dan teratur

Akankah semua kan hilang karena pancaroba kehidupan ini

Bergelut dengan waktu namun tak tahu apa kehendak hati

Ingin ku teriakkan arti kebebasan yang terkadang tabu bagi mereka

Ku jelajah semua asa yang buram tanpa pelita, tanpa cahaya

Angin kehidupan yang berhembus melalui ventilasi kealfaan

Berjibaku…..jika perlu….biar semua tahu

Anonim yang berlomba mengusung keranda keabadian

Sinonim yang berpacu melempar cakram kebebasan

Kurator yang kaya imajinasi tak lagi bergeming

orator pun tak ingin lagi menyalak, tapi mengelak

Banjarmasin, 29 Desember 2004

Tinggalkan komentar